Saturday, January 1, 2011

Pemerintah Waspadai Krisis Eropa Sebagai Tantangan 2011

Pemerintah akan mewaspadai krisis yang terjadi di negara-negara Eropa khususnya Yunani sebagai tantangan ekonomi Indonesia dalam merumuskan kebijakan fiskal tahun 2011.
“Kombinasi antara tanda-tanda pemulihan dan ketidakpastian di Eropa akan menjadi tantangan ekonomi ke depan dalam merumuskan kebijakan fiskal 2011,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam sidang paripurna mengenai kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun anggaran 2011 di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan krisis Yunani memaksa negara-negara Eropa Barat melakukan kebijakan penyelamatan, walau saat ini kegoncangan mulai ditenangkan namun langkah-langkah korektif masih akan panjang dan sulit, termasuk melakukan pemangkasan defisit anggaran.
“Situasi Eropa masih menyimpan potensi ketidakpastian yang akan memberatkan pemulihan ekonomi dunia,” ujar Menkeu.
Menurut dia, krisis di Eropa mengingatkan bahwa kebijakan ekonomi yang buruk dan tidak sustainable seperti ekspansi fiskal tidak terencana (sembrono), meskipun terlihat memberikan solusi jangka pendek dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi, namun ternyata dalam jangka panjang menimbulkan krisis yang dalam dan serius.
“Indonesia harus terus menjaga agar kebijakan ekonomi disusun dengan kombinasi kehati-hatian dimana instrumen makro ekonomi ditujukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas ekonomi jangka panjang, sedangkan kendala struktural harus diatasi melalui kebijakan reformasi secara menyeluruh dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menkeu menambahkan, saat ini, walau secara umum kinerja perekonomian dunia menunjukkan perbaikan, namun situasi ekonomi masih dikatakan rapuh dan penuh ketidakpastian.
“Negara seperti Portugal, Italia, Spanyol, Irlandia, dan Yunani berpotensi mengalami kondisi fiskal yang sangat berat dengan rasio utang pemerintah jauh di atas tingkat maksimum yang disepakati yaitu 60 persen dan kondisi ini membuat jatuhnya kepercayaan kepada surat utang negara-negara tersebut dan menyeret perlemahan mata uang Euro,” ujarnya.
Ia mengatakan, ancaman dari sisi global yang disebabkan munculnya krisis ekonomi di Eropa akibat kebijakan fiskal yang sangat ekspansif, dengan tingkat defisit anggaran yang sangat tinggi dan dalam jangka waktu lama, menghasilkan krisis utang negara.
“Situasi di Eropa tersebut akan berpotensi menyebabkan krisis keuangan yang meluas, akibat dampak sistemik kepercayaan yang menurun. Pelemahan mata uang Euro, dan jatuhnya harga surat utang negara yang berpotensi mempengaruhi kesehatan sektor keuangan dan perbankan,” ujarnya.

No comments:

Post a Comment