Saturday, January 1, 2011

50% Impor Sulsel dari China

Arus lalu lintas barang impor yang masuk ke Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Terminal Peti Kemas Makassar (TPM) mencapai 40.086 ton.
Dari total barang tersebut,50% di antaranya barang konsumsi yang diimpor dari China melalui Singapura. Manajer Operasional TPM Michael R Herrenaw mengatakan, produk impor asal China yang mendominasi, yakni pakaian, barang elektronik, serta aksesori ponsel. Selain dari China,barang lain yang masuk ke Sulsel adalah suku cadang kendaraan dari Eropa dan Jepang, kertas semen dari Swedia dan gandum dari Australia. Dia menyebutkan, potensi impor Sulsel setiap tahun mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
“Tingginya pertumbuhan nilai impor dipengaruhi masuknya Pelabuhan Soekarno-Hatta sebagai satu dari lima pelabuhan di Indonesia yang memiliki hak melayani pelaksanaan impor langsung,” jelasnya kepada Seputar Indonesia (SI) di Makassar, kemarin. Dia menyebutkan, lima pelabuhan yang memiliki hak melayani pelaksanaan impor langsung di Indonesia, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Belawan Medan, Tanjung Perak Surabaya,Tanjung Emas Semarang, dan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. Menurutnya, kondisi tersebut membuka peluang masuknya barang dari berbagai negara di Asia ke Sulsel.
Kendati demikian, besarnya volume barang impor Sulsel menunjukkan daya beli masyarakat Sulsel yang cukup tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang memberikan efek positif. Secara umum, dia menyebutkan arus barang melalui TPM sepanjang 2009 mencapai 370.532 teus, naik sekitar 5% dibandingkan 2008 yang hanya 353.246 teus. Khusus arus barang jenis eksporimpor 2009 totalnya tumbuh 12% dibandingkan 2008. Untuk produk ekspor didominasi komoditas terigu, marmer, kakao (cokelat), hasil laut, dan jagung, dengan tujuan Amerika, Eropa, dan Asia Timur.
“Tahun ini, realisasi arus barang ditargetkan tumbuh 7% atau menjadi 386.779 teus. Pertumbuhan 7% tersebut sejalan dengan potensi pertumbuhan ekonomi daerah,”ungkapnya. Menurut dia, arus barang masih akan didominasi perdagangan dalam negeri. Sementara untuk arus kapal pada 2009 mencapai 832 kapal, naik dari 2008 yang hanya 698 kapal. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Suprijanto mengatakan, nilai impor Sulsel pada November 2009 mencapai USD40,154 juta.Nilai impor tersebut menurun sekitar USD53,302 juta dibandingkan periode Oktober 2009 sebesar USD93,456 juta.
Namun, penurunan nilai impor tersebut disebabkan turunnya nilai impor komoditas utama. “Jepang, China, dan Singapura merupakan negara-negara pemasok barang impor terbesar ke Sulsel dengan komoditas elektroniknya sepanjang 2009,”tuturnya. Khusus November 2009, berdasarkan data BPS,Australia merupakan negara pemasok barang impor terbesar dengan nilai USD17,981 juta,disusul Rusia dengan nilai USD6,320 juta, Afrika Selatan USD6,747 juta,dan impor dari China dengan nilai USD5,482 juta.

No comments:

Post a Comment