Saturday, January 1, 2011

Konsumsi topang laju PDB tahun ini

Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2009 diperkirakan dapat mencapai 4,7% PDB atau lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi Bank Indonesia sebesar 4,3% karena ditopang oleh kuatnya sisi konsumsi.
Chief Economist Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa menyebut beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi dapat melaju dengan cepat pascakrisis keuangan global.
Faktor itu a.l. daya beli masyarakat yang terjaga dengan baik karena inflasi yang terkendali, tingkat suku bunga yang cenderung turun, dan perekonomian dunia yang mulai membaik.
“Perkiraan BI sedikit konservatif. Menurut indikator peringatan dini Danareksa, ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi 2009 lebih tinggi dari perkiraan BI,” katanya kepada Bisnis kemarin.
Purbaya menjelaskan sejak Maret 2009 ekonomi Indonesia sudah memasuki fase ekspansi yang selanjutnya terjadi akselerasi pertumbuhan pada bulan-bulan berikutnya. “Saat ini, Indonesia sudah memasuki fase ekspansi penuh dengan laju pertumbuhan yang menuju laju pertumbuhan potensial.”
Destry Damayanti, Chief Economist Mandiri Sekuritas, menilai laju pertumbuhan ekonomi sepanjang 2009 yang diperkirakan tumbuh 4,3% karena ditopang oleh konsumsi masyarakat, di tengah lesunya ekspor dan investasi.
“Cuma ke depan, Indonesia nggak bisa hanya mengandalkan konsumsi masyarakat. Investasi juga harus tumbuh supaya inflasi bisa di-manage,” katanya.
Dari Istana Negara, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis situasi politik yang kurang kondusif beberapa bulan terakhir tidak menimbulkan penundaan realisasi penanaman modal asing (PMA). Bahkan kategori investasi ini diyakini bisa tumbuh hingga 15% pada 2010.
Kepala BKPM Gita Wirjawan menegaskan berbagai kebijakan investasi yang lebih ramah dan juga penyederhanaan proses perizinan penanaman modal melalui pelayanan terpadu satu pintu akan turut mendorong PMA untuk tumbuh pada kisaran 10%-15% pada tahun ini.
Sejauh ini, katanya, pihaknya tidak menemukan kasus penundaan realisasi investasi oleh kalangan investor asing akibat sejumlah isu politik yang terjadi di dalam negeri. “Sama sekali tidak ada. Kasus Bank Century [yang belum terselesaikan] juga tidak [berpengaruh],” ujarnya kemarin.
Menurut dia, perkiraan tumbuhnya realisasi PMA hingga 15% dibandingkan dengan tahun lalu memang sama dengan target kenaikan investasi langsung yang dicatatkan BKPM secara keseluruhan. Kondisi PMA tahun ini lebih baik dari 2009 yang anjlok 28%, karena ekonomi tahun ini akan keluar dari krisis global.
Proyeksi BI
Bank Indonesia memproyeksikan perekonomian nasional sepanjang 2009 tumbuh sebesar 4,3% atau lebih tinggi dari perhitungan bank sentral sebelumnya sebesar 4% PDB karena didorong oleh permintaan domestik.
Pjs. Gubernur BI Darmin Nasution mengingatkan kendati lebih tinggi dari perkiraan terdahulu, dampak gejolak ekonomi global belum sepenuhnya usai.
Menurut dia, selain ditopang oleh permintaan domestik yang masih meningkat, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh optimisme dan ekspektasi percepatan pemulihan ekonomi global yang semakin kuat. Ini terjadi terutama sejak pertengahan tahun lalu. “Termasuk meningkatnya respons kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif.”
Untuk tingkat inflasi 2009 yang tercatat 2,78% atau jauh di bawah sasaran inflasi Bank Indonesia 4,5% � 1%, dia menegaskan kondisi ini semakin menjaga ekspektasi pelaku ekonomi. Ke depan, laju inflasi 2010 diperkirakan meningkat pada kisaran 5% � 1% seiring dengan pemulihan ekonomi.
Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2009 akan mencapai 4,4%. Hal itu juga disebabkan angka inflasi yang cukup terkendali.
“Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV ini memang mulai membaik,” katanya.
Dia menambahkan arah kebijakan suku bunga acuan atau BI Rate mendatang akan disesuaikan dengan arah inflasi.
Kemarin BI Rate kembali dipertahankan di level 6,5%. Angka itu dianggap masih relevan dalam mengawal sasaran inflasi sampai paruh pertama tahun ini.

No comments:

Post a Comment